Jumat, 31 Agustus 2012

Punglor Gunung

Punglor Gunung
Punglor Gunung (Turdus poliocephalus), adalah salah satu species punglor yang berukuran lumayan besar. Selain di sebagian Asia, Asia Tenggara dan Pasifik, burung ini juga ditemukan hidup di berbagai wilayah di Indonesia. Menyukai tempat pada ketinggian 1000 sampai 3000 m dpl.

Punglor Gunung terdiri dari 49 subspecies, yang tersebar di berbagai wilayah Asia, Asia Tenggara sampai ke pulau-pulau wilayah Pasifik.
  1. loeseri Meyer de Schauensee, 1939 - Sumatra Utara
  2. indrapurae Robinson & Kloss, 1916 - Sumatra Selatan dan Tengah
  3. fumidus Statius Muller, 1844 - Gn Papandajan, Gn Pangrango dan Gn Gede, di Jawa Barat
  4. erythropleurus Sharpe, 1887 - Jawa Barat, pesisir Selatan pulau Jawa dan pulau Christmas
  5. javanicus Horsfield, 1821 - daerah pegunungan Jawa Tengah
  6. stresemanni M. Bartels, Jr, 1938 - Gn Lawu, di Jawa Timur
  7. whiteheadi (Seebohm, 1893) - pegunungan di Jawa Timur
  8. niveiceps (Hellmayr, 1919) - Taiwan
  9. thomassoni (Seebohm, 1894) - Filipina Utara (Luzon Utara)
  10. mayonensis (Mearns, 1907) - Filipina (Luzon Selatan)
  11. mindorensis Ogilvie-Grant, 1896 - Filipina (Mindoro)
  12. nigrorum Ogilvie-Grant, 1896 - Filipina (Negros)
  13. malindangensis (Mearns, 1907) - Gn Malindang, di Mindanao (Selatan Filipina)
  14. katanglad Salomonsen, 1953 - Filipina (Mindanao Tengah)
  15. kelleri (Mearns, 1905) - Filipina (Gn Apo, di Timur Laut Mindanao)
  16. seebohmi (Sharpe, 1888) - Borneo Utara Malaysia (gn Kinabalu, Trus Madi dan Tambuyukon).
  17. hygroscopus Stresemann, 1931 - Sulawesi Selatan
  18. celebensis (Büttikofer, 1893) - Sulawesi bagian Barat Daya
  19. schlegelii P. L. Sclater, 1861 - Timor Barat
  20. sterlingi Mayr, 1944 - Timor Leste (dulu Timor Timur)
  21. deningeri Stresemann, 1912 - pulau Seram di Maluku
  22. versteegi Junge, 1939 - pegunungan di New Guinea Barat
  23. carbonarius Mayr & Gilliard, 1951 - pegunungan di New Guinea Timur
  24. keysseri Mayr, 1931 - gn Huon Peninsula, di New Guinea Timur Laut
  25. papuensis (De Vis, 1890) - pegunungan di New Guinea Timur Laut
  26. tolokiwae Diamond, 1989 - pulau Tolokiwa, di kepulauan Bismarck
  27. beehleri Ripley, 1977 - New Ireland
  28. heinrothi Rothschild & Hartert, 1924 - St Matthias
  29. canescens (De Vis, 1894) - pulau Goodenough, di kepulauan D’Entrecasteaux
  30. bougainvillei Mayr, 1941 - pulau Bougainville
  31. kulambangrae Mayr, 1941 - pulau Kolombangara, di Solomon Tengah
  32. sladeni Cain & Galbraith, 1955 - Guadalcanal
  33. rennellianus Mayr, 1931 - pulau Rennell, di Solomon Selatan
  34. vanikorensis Quoy & Gaimard, 1830 - kepulauan Santa Cruz (Utupua, Vanikoro) dan Vanuatu Utara (Espíritu Santo, Malo)
  35. placens Mayr, 1941 - Ureparapara dan Vanua Lava, in Banks Group
  36. whitneyi Mayr, 1941 - pulau Gaua, in Banks Group
  37. malekulae Mayr, 1941 - Pentecost, Malekula dan Ambrym, di Vanuatu
  38. becki Mayr, 1941 - Paama, Lopevi, Epi dan Emae, di Vanuatu
  39. efatensis Mayr, 1941 - Efate dan Nguna, di Vanuatu
  40. albifrons (E. P. Ramsay, 1879) - Erromanga, di Vanuatu
  41. pritzbueri E. L. Layard, 1878 - Tanna (di Vanuatu)
  42. xanthopus J. R. Forster, 1844 - New Caledonia
  43. poliocephalus Latham, 1801 - pulau Norfolk
  44. layardi (Seebohm, 1891) - Fiji Barat (Viti Levu, Ovalau, Yasawa, Koro)
  45. ruficeps (E. P. Ramsay, 1876) - Kadavu, di Fiji Selatan
  46. vitiensis E. L. Layard, 1876 - Vanua Levu, di Fiji Timur
  47. hades Mayr, 1941 - Gau, di Fiji Timur
  48. tempesti E. L. Layard, 1876 - Taveuni, di Fiji Timur
  49. samoensis Tristram, 1879 - Samoa (Savaii, Upolu)

Punglor Gunung, ini termasuk burung berukuran besar sekitar 20 cm, lebih besar dari jenis-jenis punglor lainnya. Karena ukuran tubuh burung ini yang lumayan besar, sampai-sampai ada yang menyangka burung ini adalah termasuk jenis Jalak.

Burung ini memiliki warna tubuh coklat terang dan kehitaman dengan bulu yang agak kusam, dari kehitaman ke coklat keabu-abuan, daerah perut coklat gelap. Di sekitar lingkar mata berwarna kuning, memiliki iris coklat. Paruh dan kaki yang berwarna kuning. Kicauan burung Punglor Gunung ini termasuk unik, tapi masih terlihat ciri-ciri khas suara punglornya. Suara burung ini terdiri dari sejumlah nada bergetar, siulan pendek, dan juga memiliki variasi. Kalau sedang dalam keadaan gelisah burung ini mengeluarkan suara bergetar berbunyi 'tek-tek'.

punglor Gunung
(indonesiatraveling.com
)
Sempat beredar di pasar-pasar burung di perkotaan. Tetapi menurut para penggemar burung, suara burung ini kurang enak di dengar, dan akan sulit bersaing dengan burung-burung lain yang sudah lebih dahulu populer di kalangan penggemar burung.

Suka menyantap buah-buah kecil dan invertebrata di permukaan tanah dan semak-semak. Selain itu buah pisang dan pepaya juga disukai burung ini. Kadang-kadang burung ini mengais mencari makanan pada sampah-sampah di sekitar gunung. Burung ini hidup pada hutan lebat, tetapi akan keluar ke tempat terbuka saat suasana tenang dan aman. Pada saat berkicau burung ini mencari dahan atau ranting pada pohon yang tinggi.

artikel terkait:

Burung Hama Tapi bisa Bersuara Baik

Di alam kita ini ada beberapa burung, yang dianggap pengganggu dan dianggap sebagai hama bagi lingkungan kita ini, dan juga sebagai hama bagi para petani yang sedang merawat sawahnya. Tetapi burung-burung tersebut juga sebenarnya memiliki kemampuan bernyanyi yang lumayan baiknya. Walaupun suara dasarnya pada beberapa burung dianggap kurang baik, tetapi apabila mendapat perawatan dan pemasteran dengan benar, burung ini pun bisa menjadi burung yang istimewa.

Berikut beberapa burung hama yang bisa bersuara baik
    Burung Gereja
    burung Gereja
    • adalah burung yang hidupnya paling bebas, karena burung ini tersebar di segala penjuru wilayah Indonesia, bahkan Asia Tenggara, hingga Amerika. Sepertinya burung ini sanggup hidup di segala tempat, di hutan atau di kota, suhu hangat atau suhu dingin, dataran tinggi maupun dataran rendah. Burung Gereja ini sering bersarang di atap-atap rumah, di lobang-lobang dinding rumah, bahkan bisa bersarang pada jam tua di dalam rumah. Sekelompok burung ini biasanya hadir setiap hari di halaman rumah, dengan suara kicauan yang ramai. Pada awalnya burung ini dianggap pengganggu, karena suaranya dianggap kurang baik. Tetapi belakangan para penggemar burung lebih memperhatikan kehadiran burung ini dengan seksama. Mencoba mengumpulkan beberapa burung ini untuk dijadikan master bagi burung-burung yang dipersiapkan di kontes. Ternyata suara burung Gereja ini pada setiap kontes, bisa bersaing dengan suara masteran Lovebird, Jangkrik, Cililin, Kenari, Belalang Daun, Cucak Jenggot, Semprit dan lain-lain. Walaupun bagi para penggemar suara burung gereja ini dianggap sebagai urutan pertengahan dari suara-suara master yang disebut tadi.
      Seorang penggemar burung pernah mencoba melatih burung ini sejak dari lolohan, dimaster dengan suara burung kenari. Alhasil, begitu burung ini menginjak usia remaja, telah bisa memainkan suara kenari dengan fasih, bahkan dengan volume yang lebih tebal dari kenari. Selanjutnya burung Gereja yang pada awalnya nyaris tidak ada hanganya ini pun mendapat mendapat tawaran sebesar 1 juta rupiah.
    Burung Pipit (Emprit)
    • ini adalah salah satu burung yang menjadi musuh para petani. Burung ini sering menjadi gangguan karena serbuannya terhadap tanaman padi di sawah-sawah. Sampai-sampai petani membuat orang-orangan sawah untuk mengusir burung ini, bahkan banyak yang menembaki burung ini dengan senapan angin. 
      burung Pipit
      (smartmastering.com)
      Burung ini memiliki suara dasar, hanya "tit tit tit", yang tentunya kurang menarik kedengarannya. Tetapi rupanya burung ini membuat tertarik beberapa penggemar burung, untuk coba-coba dimaster. Dari lolohan, anakan burung ini sudah dimaster dengan masteran suara Kenari dan Blacktroath, tenyata burung ini bisa juga menangkap suara-suara masteran tersebut. Setelah usia remaja menginjak dewasa, burung Pipit ini pun mampu membawakan suara Kenari dan Blacktroath dengan fasihnya, disertai suara yang tajam. Mengejutkan, ternyata burung ini pun mendapat tawaran dari para penggemar burung lainnya dengan harga yang tidak murah.
    Burung Gelatik
    burung Gelatik
    (pecuk.wordpress.com)
    • di alam bebas juga mendapat gelar sebagai "musuh petani", karena bersama burung Pipit melakukan serangan bertubi-tubi ke sawah-sawah masyarakat di pedesaan. Sehingga para petani sering kewalahan menghadapi burung Gelatik ini.
      Tetapi bagi para penggemar burung, teryata burung ini pun tidak luput untuk dijadikan kelinci percobaan untuk disulap menjadi seekor burung yang istimewa. Dari sejak anakan lolohan sudah diisi (dimaster) dengan suara bermacam-macam burung, seperti suara kenari, prenjak dan lain-lain. Tidak jarang beberapa dari mereka berhasil memoles burung ini menjadi burung istimewa yang membawakan lagu-lagu kenari dengan indahnya.

    Burung Kutilang,

      burung Kutilang
    • termasuk burung yang hidup bebas di alam. Bagi penggemar burung kontes kicauan, suara burung ini dianggap mengganggu dan dapat merusak suara andalan burung kontes mereka. Menurut penuturan para penggemar burung, katanya, suara burung ini mendapat nilai 'mati', apabila sempat dibunyikan si burung pada perlombaan burung (kontes suara burung). Pernah beberapa penggemar burung mencoba menyulap burung Kutilang ini menjadi burung yang istimewa, dengan mencoba memaster burung ini dari 'anakan', bahkan dari 'piyik', sudah diperdengarkan dengan suara-suara masteran yang dianggap baik. Pada usia remaja menjelang dewasa, ternyata burung ini pun mampu menirukan berbagai suara-suara burung masteran yang dianggap istimewa. Tetapi pada saat burung ini menjelang dewasa, dan digantung di luar rumah, mendengar kicauan burung-burung Kutilang liar yang berkicau di alam sekitar rumah, maka semua suara masteran yang sudah terekam pada burung Kutilang peliharaan ini pun 'hilang sirna', dan kembali ke suara aslinya, yaitu 'suara Kutilang'. Sehingga bagi para penggemar burung, burung Kutilang ini pun dikesampingkan dan disisihkan, karena dianggap sebagai burung 'pelupa'.
    Burung Walet
    burung Walet
    • ini adalah salah satu burung liar, yang sering beterbangan di alam, mulai dari hutan hingga perkotaan. Burung ini suka bersarang di gedung-gedung besar dan tinggi. Burung Walet ini bagi penduduk dianggap sebagai burung pengganggu, karena kotoran burung ini sering hinggap di sembarang tempat, seperti di atap rumah, halaman rumah, bahkan pada jemuran baju. Tetapi bagi penggemar burung, justru suara burung walet merupakan suara yang unik, dan dianggap penting untuk dijadikan suara 'master' bagi burung-burung yang dipersiapkan untuk kontes lomba burung. Hanya saja apabila burung ini dipelihara di dalam sangkar, maka burung ini cenderung diam dan nyaris tidak berbunyi. 

    Jalak Putih

    Jalak Putih
    Jalak Putih (Sturnus melanopterus), adalah salah satu spesies dari sekian banyak spesies burung Jalak yang ada di Indonesia. Populasi burung Jalak Putih ini tersebar di pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumatra dan Kalimantan.

    Bagi kalangan penggemar burung, burung Jalak Putih dianggap sebagai burung tengahan berada di antara Jalak Suren dan Jalak Hitam.
    Jalak putih termasuk burung yang eksotis karena memiliki penampilan yang cantik, serta memiliki suara yang tidak kalah baiknya dibanding Jalak Suren maupun Jalak Hitam. Beberapa penggemar burung sering membanding-bandingkan keunggulan antara Jalak Putih dengan Jalak Suren.

    Seperti Jalak Bali, populasi burung Jalak Putih ini pun saat ini sedang berada diambang kepunahan, karena maraknya perburuan terhadap burung ini di alam. Keberadaan burung ini telah dilindungi oleh undang-undang, karena populasinya semakin sedikit. Di pulau Jawa burung ini nyaris tidak berkembang, untungnya di pulau Sumatra dan Kalimantan, burung Jalak Puth ini masih berkembang dengan baik. Hanya saja karena permintaan terhadap burung ini dari pulau Jawa, sehingga membuat penduduk setempat di Kalimantan maupun Sumatra jadi turut menangkap burung ini di habitatnya.

    Habitat burung Jalak Putih ini adalah di rawa-rawa, hutan dataran rendah. Dahulunya burung ini masih mau berkeliaran di sekitar sawah dekat pedesaan. Tetapi saat ini populasi burung ini hanya terdapat di pedalaman hutan-hutan yang susah dijangkau oleh manusia. Burung ini biasanya berkumpul dalam kelompok kecil 4-5 ekor, tetapi lumayan ribut. Sedangkan dalam berkembang-biak, burung ini suka bersarang di lubang-lubang pohon tinggi, sehingga sarang burung ini sulit ditemukan di hutan.

    Sekilas burung Jalak Putih ini mirip dengan Jalak Bali. Bedanya, bagian di sekitar mata Jalak Putih berwarna kuning, sementara pada Jalak Bali bagian ini berwarna biru.
    Jalak Putih berukuran sedang, sekitar 20-25 cm, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Antara jantan dan betina sangat susah dibedakan, hanya bila diperhatikan dengan seksama, maka terdapat perbedaan pada burung jantan ukuran kepala lebih besar serta volume suara lebih keras dan lebih rajin berkicau, sedangkan betina memiliki ukuran kepala lebih kecil, volume suara lebih kecil, kebanyakan kurang rajin berkicau.

    artikel terkait:

    Jalak Hitam

    Jalak Hitam (Acridoteres javanicus) atau White-vented Myna, memiliki banyak sebutan tergantung dari daerah di mana burung ini berada, mulai dari Jalak Hitam, Kerak Kebo, Jalak Kebo, Jalak Kerak, Kerak Hitam, Jalak Awu dan lain-lain.

    Jalak Hitam
    Berbeda dengan Jalak Bali yang endemik pulau Bali. Jalak Hitam ini terdapat tersebar di beberapa pulau di Indonesia, seperti di pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali serta di beberapa daerah lain di Indonesia.
    Burung Jalak Hitam ini juga temasuk burung yang pintar berkicau, memiliki suara yang khas, dan juga pintar menirukan suara-suara lain yang berada di sekelilingmya. Selain itu burung Jalak Hitam ini ternyata pintar juga menirukan suara manusia, atau bisa berbicara layaknya burung Beo, hanya saja dalam mengucapkan kata-kata tidak sefasih dan sebersih burung Beo.

    Burung Jalak Hitam suka hidup di padang terbuka, atau di daerah rawa, serta di sawah-sawah. Biasanya hidup berkelompok dalam antara 5-8 ekor sambil mengeluarkan suara yang ribut. Di habitat aslinya, burung ini bersarang di dalam lubang-lubang pohon besar. Di daerah persawahan burung Jalak Hitam ini suka hinggap di atas punggung kerbau, sambil memakan kutu dan parasit lainnya yang menempel di tubuh kerbau. Oleh karena itulah burung ini di beberapa tempat di pulau Jawa disebut sebagai Jalak Kebo dan Kerak Kebo.

    Burung Jalak Hitam ini, di alam bebas, sebenarnya ada 2 jenis, yang dibedakan dari warna bola mata, yaitu Jalak Hitam Mata Kuning dan Jalak Hitam Mata Putih.
    1. Jalak Hitam Mata Kuning, pintar menirukan suara-suara di sekitarnya, dan pintar berkicau.
    2. Jalak Hitam Mata Putih, tidak terlalu pintar berkicau, tetapi pintar menirukan suara manusia, seperti berbicara, layaknya burung Beo, walau tidak sefasih burung Beo. Ukuran tubuh juga lebih besar dari Jalak Hitam Mata Kuning.

    Jalak Hitam mata kuning
    Di alam liar, makanan kesukaan burung Jalak Hitam ini adalah belalang, ulat, cacing, jangkrik serta beberapa jenis serangga lainnya yang ditemukannya. Selain itu burung ini juga suka menyantap buah-buahan seperti pisang dan pepaya.

    Jalak Hitam mata putih
    Populasi burung Jalak Hitam saat ini mulai terancam kepunahan, akibat perburuan liar untuk perdagangan burung sampai ke pasar-pasar burung mulai dari pedesaan hingga perkotaan. Pada saat ini tidak jarang kita melihat di rumah-rumah banyak yang memelihara burung Jalak Hitam, yang ditempat di dalam kandang. Burung ini memang burung yang menyenangkan, karena burung ini rajin berkicau (mengoceh), sehingga suasana rumah terasa ramai.

    Bagi para penggemar burung kontes (burung lomba), keberadaan burung Jalak Hitam ini juga dimanfaatkan untuk dijadikan burung master, agar suara burung Jalak Hitam ini bisa ditirukan oleh burung-burung lainnya milik si penggemar burung.

    Ukuran tubuh Jalak Hitam ini antara 20-30 cm. Di ujung sayapnya terdapat warna putih. Paruh dan kaki berwarna kuning. Mata tajam dan terdapat lingkaran putih atau kuning di antara bola matanya. Jalak Hitam jantan lebih panjang dari betina. Tatapan mata jantan pun lebih tajam. Burung Jalak Hitam betina juga pintar berkicau, bahkan konon menurut para pedagang burung, yang betina lebih bervariasi, hanya volume suara lebih kecil.

    Penyebaran burung Jalak Hitam ini hampir seluruh kawasan Asia Tenggara, termasuk pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Malaysia dan Thailand.

    artikel terkait:
    sumber foto:

    Kamis, 30 Agustus 2012

    Jalak Bali

    Jalak Bali atau Leucopsar rothschildi, di daerah asalnya pulau Bali disebut sebagai Curik. Burung ini memiliki ukuran tubuh agak besar, panjang tubuh dari kepala sampai ekor bisa mencapai 25 cm. Burung Jalak Bali ini hanya terdapat di pulau Bali (endemik). Dahulunya pernah ditemukan di pulau Lombok, tetapi itu diduga burung Jalak Bali yang bermigrasi sementara ke pulau Lombok, dan saat ini di pulau Lombok tidak pernah lagi ditemukan burung ini, jadi burung Jalak Bali ini hanya ada di pulau Bali.

    Klasifikasi Ilmiah:
    kerajaan:  Animalia
    filum:       Chordata
    ordo:        Aves
    famili:      Sturnidae
    species:  Leucopsar rothschildi

    Burung Jalak Bali ini memiliki ciri khusus, warna putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Pada bagian pipi tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina, sekilas hampir tidak ada bedanya, hanya saja dapat dibedakan dari ukuran tubuh jantan biasanya lebih besar dari betina, serta jambul di bagian kepala lebih tegak dari burung betina. 
    Burung Jalak Bali ini adalah burung yang memiliki karakter riang, suka berkicau bahkan menari di saat sedang bermain air di kolam-kolam kecil. Sehingga membuat jatuh cinta bagi siapa saja yang melihatnya.

    Ciri-ciri:

    Warna bulu di sekujur tubuhnya putih bersih dengan ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Sedangkan bagian pipi tidak ditumbuhi bulu.
    Jalak bali mempunyai mata yang berwarna coklat tua, sedangkan daerah di sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru tua. Ini tampak kontras dengan warna bulu badannya.
    Kepalanya dihiasi jambul. Keindahan yang mempesona ini terdapat pada jenis kelamin jantan maupun pada betina. Bedanya, jalak Bali jantan mempunyai jambul yang berukuran lebih panjang.
    Jalak bali mempunyai kaki yang berwarna abu-abu biru dengan empat jari jemari (satu ke belakang dan tiga ke depan).
    Paruh jalak bali berbentuk runcing dengan panjang 2-5 cm, dengan bentuk yang khas karena pada bagian atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung berwarna kuning kecoklat-coklatan.
    Jalak bali biasanya berada di semak-semak dan pohon palem di tempat terbuka, berbatasan dengan kawasan hutan yang rimbun dan tertutup. Jalak bali makan sebanyak satu kali sehari dan makanan yang dikonsumsinya adalah serangga, cacing, dan jangkrik. la juga memanfaatkan tumbuhan sebagai makanannya, antara lain juwet, sotong atau jambu dan pisang.
    Jalak bali adalah burung yang suka bergerombol, tetapi jika sudah menemukan pasangannya maka burung-burung tersebut akan hidup berdua. Mereka membuat sarang di pepohonan dengan tinggi kurang dari 175 cm. Di alam, burung ini menunjukkan proses berbiak pada periode musim penghujan, berkisar bulan November hingga Mei. Telur jalak bali berbentuk oval dan berwarna hijau kebiruan. Untuk pengeraman telurnya, jalak bali memerlukan waktu selama 17 hari.


    Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung berkebangsaan Inggeris pada tanggal 24 Maret 1911, menemukan dan memberi nama ilmiah pada burung Jalak Bali yaitu Leucopsar rothschildi, yang diberi nama sesuai dengan nama Walter Rothschild seorang pakar hewan dari Inggris yang pertama kali menyusun deskripsi spesies burung pada tahun 1912.

    Jalak Bali sebagai salah satu burung eksotis di Indonesia, sering menjadi incaran para kolektor burung maupun pemburu liar demi mengejar harga mahal burung ini. Populasi burung Jalak Bali saat ini sangat terancam kepunahan, habitatnya yang mulai terganggu oleh pemukiman masyarakat, maupun lalu lalang masyarakat di sekitar habitat Jalak Bali. Diduga Jalak Bali ini hanya tinggal belasan ekor saja di alam bebas.

    Untungnya keadaan kritis Jalak Bali ini mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia, yaitu dengan ditetapkannya burung Jalak Bali ini sebagai burung yang dilindungi oleh undang-undang. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Jalak Bali merupakan satwa yang dilarang diperdagangkan, kecuali dari hasil penangkaran dari generasi ketiga (indukan bukan dari alam). Hal lain yang menggembirakan adalah dengan mulai maraknya penangkaran burung Jalak Bali ini di pulau Jawa oleh para penangkar burung. Dengan begitu kehidupan Jalak Bali ini dapat dipertahankan dan dihindari dari kepunahan.  Salah satu penangkaran didirikan di Buleleng, Bali sejak tahun 1995.

    sumber:
    • singbird-collection.blogspot.com
    • alamendah.wordpress.com
    • gemawirausaha.blogspot.com
    • wikipedia
    • dan sumber lain
    artikel terkait:

    Senin, 27 Agustus 2012

    10 Burung Yang Berbahaya

    Di dunia tempat tinggal kita ini seperti yang kita ketahui banyak dihuni berbagai jenis burung, dari yang berukuran kecil sampai sangat besar. Beberapa yang berukuran lumayan besar ternyata memiliki karakter yang galak atau ganas, sehingga dikategorikan sebagai burung berbahaya. Berbahaya bagi binatang lain di sekitarnya, dan kadang bisa juga membahayakan bagi manusia. Karena burung-burung ini memiliki sifat sangat agresif dan suka menyerang siapapun yang berada di sekitarnya, termasuk manusia.

    10. Rhea
    Rhea
    by: animaladay.blogspot.com
    Ini adalah burung yang berukuran besar dan tidak dapat terbang. Rhea ini asli Amerika Selatan, merupakan burung besar yang dapat tumbuh mencapai berat 60-80 kilogram. Sekilas burung ini mirip burung Unta, tetapi berbeda, walaupun masih memiliki hubungan kerabat. Berukuran lebih kecil dari burung Unta dan tidak seagresif Kasuari.

    Rhea memiliki kaki berotot yang sangat kuat, memiliki taji keras pada kaki kedua kaki dan juga tendangan yang sangat berbahaya, yang memiliki kekuatan sebesar 800 pon. Tendangan ini dapat membuat hewan lain atau manusia mengalami cedera serius.


    9. Vulture
    Vulture
    by: thebuzzonhr.com
    Burung ini sangat berbahaya jika berada dalam posisi terpojok. Seekor burung Vuture (saat ini mulai terancam punah). Burung Vultures ini dapat mendesis atau membuat suara mendengus yang menyeramkan untuk mempengaruhi mental musuh yang menjadi saingan mencari makanan, termasuk terhadap manusia yang dianggap sebagai gangguan. Burung ini memiliki paruh melengkung tajam yang bisa merobek dan mencabut daging. Selain itu burung ini memiliki penglihatan 2 kali lebih tajam dari burung Elang.






    8. Eagle (Elang)
    Eagle
    by: allinfodir.com
    Elang adalah binatang yang kuat (mampu membawa sesuatu seberat 4 pon). Burung Elang ini sangat agresif. Walaupun mereka tidak terlalu berbahaya bagi manusia di alam liar. Tetapi di dalam ruangan yang terbatas, cakar dan paruh mereka dapat mencederai manusia dan mengakibatkan luka robek yang dalam, serta daging yang tercabut. Burung ini mampu makan daging setengah kilo dalam waktu 4 menit). Burung Elang ini memiliki penglihatan yang sangat tajam, mampu melihat mangsa yang berukuran kecil seperti tikus atau kelinci pada ketinggian 500 meter.




    7. Hawk
    Hawk
    by: squidoo.com
    Burung ini sebagai burung pemangsa berukuran besar, memiliki cakar tajam dan paruh kuat yang digunakan untuk berburu, serta memiliki kecepatan dan kelincahan. Burung ini bisa memberikan bahaya yang sangat serius bagi manusia. Burung ini bisa merobek, melubangi dan mencabut daging dengan mudah dari tubuh mangsa dan manusia. Bahkan burung ini pun bisa mematahkan tulang belakang dari mangsanya, termasuk manusia. Burung ini tidak memiliki rasa takut terhadap apapun, bahkan apabila ada seekor burung Elang yang telah mendapatkan mangsanya, maka dengan mudah burung ini akan merampas secara paksa dari burung Elang.

    6. Falcon
    Falcon
    by: animals.howstuffworks.com
    Burung Falcon ini, sebenarnya masih berkerabat dengan Hawk dan Eagle, tetapi tidak memiliki rasa takut terhadap apapun dan lebih agresif dari kedua sepupunya tersebut. Di alam liar burung Falcon akan menyerang kedua sepupunya ini apabila bertemu. Burung ini terbang lebih tinggi dari Hawk dan Eagle, sehingga kehadirannya sering tidak diketahu oleh mangsa-mangsanya. Burung ini akan menukik turun dengan kecepatan yang sangat tinggi, bisa mencapai kecepatan tertinggi 300 km/jam. Sehingga si mangsa tidak menduga kehadiran burung Falcon ini, yang secara tiba-tiba telah mencengkeram tubuh sang mangsa.
    Tidak terkecuali kehadiran manusia pun tidak membuat takut burung ini. Sering terjadi, hewan peliharaan seperti kucing, kelinci dan anak anjing yang sedang bermain di halaman rumah pun menjadi santapan empuk burung Falcon ini.

    5. Owl
    Owl
    by: dicts.info
    Owl atau burung Hantu adalah termasuk raptor, predator, atau burung pemangsa yang menakutkan. Terbang dalam kegelapan secara diam-diam dan langsung menyergap mangsa tanpa mengetahui kehadirannya yang secara tiba-tiba. Burung ini menggunakan cakar dan paruh untuk membunuh, menangkap dan memakan mangsanya. Burung ini akan sangat berbahaya apabila berada dalam ruangan yang tertutup, dan merasa terancam atau sedang stres dan gelisah, yang bisa sangat berbahaya terhadap kehadiran manusia di sekitarnya.


    4. Seagulls
    Seagull
    by: photo.net
    Seagull, atau burung Camar sangat agresif dan terkenal suka menyerang dan mematuk kepala orang-orang untuk melindungi sarang dan anak nya. Bahkan, orang-orang Inggris terpaksa membawa payung untuk menghindari serangan itu. Pernah satu kejadian seorang wanita dibawa ke ruang gawat darurat karena mengalami luka menganga pada kepala, akibat serangan burung Seagull ini, karena serangan dari paruh tajam burung ini. Bahkan burung Seagull ini sanggup membunuh anjing peliharaan. Pada beberapa kasus anjing-anjing peliharaan di pesisir pantai banyak yang dibunuh oleh burung Seagull ini.

    3. Canada Goose
    Canada Goose 
    by: en.wikipedia.org
    Canada Goose, atau Angsa Kanada sangat agresif. Walau kita berfikir cuma seekor angsa, Tetapi jangan coba-coba mendekati Angsa Kanada ini, apalagi bisa berada dekat  dengan sarang burung ini, maka dengan gerak yang sangat gesit, burung ini akan marah dan langsung mengejar, bahkan menyerang, mematuk dan menggigit siapapun yang mendekati sarang burung ini.








    2. Ostriches
    Ostriches
    by: articlesweb.org
    Burung unta adalah burung gugup dan bisa sangat berbahaya. Mereka merupakan burung terbesar yang masih ada (mereka bisa tumbuh mencapai tinggi 3 meter dan berat lebih dari 350 pon). Kecepatan burung Unta ini berlari sangat cepat, bisa mencapai 30 mil per jam selama 10 mil. Burung Unta ini memiliki kaki yang kuat serta tendangan yang sangat luar biasa, dan bisa membunuh seekor Hyena. Kaki burung Unta ini juga memiliki cakar yang sangat tajam, mampu memberikan banyak lubang dan cakaran pada tubuh binatang lain yang dianggap mengganggu ketenteraman mereka. Paruh burung Unta ini yang dianggap paling menakutkan, karena dengan sekali patukan pada kepala manusia, akan dengan mudah memecahkan tengkorak kepala manusia.

    1. Cassowaries
    Cassowaries
    by: birds.catchsmile.com
    Kasuari, sebuah spesies langka yang saat ini terancam punah. Burung ini memiliki ukuran tubuh besar yang hidup di hutan hujan, hutan dan rawa di Australia. Burung Kasuari tidak bisa ditebak, sangat agresif dan terkenal karena kaki besar mereka, yang bisa dengan mudah mencakar bahkan merobek tubuh manusia. Tendangan burung Kasuari ini pun mampu memecahkan tulang, dan cakar burung ini bisa disamakan dengan pisau yang sangat tajam. Pada beberapa kasus di Australia, burung Kasuari ini pernah beberapa kali mencederai serius manusia, bahkan sampai membunuh manusia dengan kondisi yang mengerikan. Burung ini terlihat tenang, bahkan seperti jinak terhadap kehadiran manusia, tetapi begitu kita mendekati burung ini, kadang-kadang secara tiba-tiba tanpa kita sadari burung ini menyerang dengan secara membabi-buta. (lihat video kasus Kasuari menyerang manusia)

    sumber:

    Hermit Trush, si Punglor Kembang Amerika

    Hermit Trush di Florida
    Punglor Kembang Amerika ? tentunya agak aneh kedengaran ya, rupanya di Amerika ada juga Punglor Kembang. Bukan sekedar ada, tetapi keluarga Turdidae sangat banyak jenisnya di benua Amerika ini. Salah satunya ya.. sepupunya Punglor Kembang (Zoothera interpres) yang di Indonesia, yaitu Hermit Trush dengan nama ilmiah Catharus guttatus.

    Catharus gutattus ini memiliki ukuran tubuh menengah dan terdapat di Amerika Utara. Walaupun di Amerika banyak spesies Catharus yang bermigrasi ke wilayah ini, tetapi tidak terdapat hubungan antar spesies. Hermit Trush ini justru lebih berkerabat dengan Mexican Russet Nightingale-thrush keluarga Catharus dari Mexico.

    Ukuran tubuh spesies ini sekitar 15-17 cm, memiliki warna putih gelap di daerah bawah sayap. Catharus dewasa berwarna coklat di bagian atas, dengan ekor kemerahan. Burung ini memiliki kaki berwarna pink dan di sekitar mata terdapat cincin berwarna putih. Di daerah timur Amerika, burung ini berwarna lebih zaitun-coklat pada bagian atas, sedangkan di daerah barat lebih abu-abu kecoklatan.

    Habitat Catharus untuk berkembang biak di hutan campuran di Kanada, Alaska, Amerika timur laut dan bagian barat Amerika. Sarang berbentuk cangkir di dekat tanah atau relatif rendah di pohon. Pada musim dingin burung ini bermigrasi ke Amerika Serikat bagian selatan, bahkan sampai ke Amerika Tengah, tetapi sebagian bertahan tetap di wilayah utara Amerika Serikat, tepatnya di daeah pesisir negara bagian dan selatan Ontario. Biasanya burung ini berkembang biak di hutan, tetapi sering juga ditemukan membuat sarang di taman kota.


    Burung ini pada umumnya mencari makan di tanah mencari cacing di bawah lapisan tanah gembur. Burung ini juga memakan serangga dan buah-buahan seperti buah berry.

    Burung Hermit Trush ini memiliki kemampuan bernyanyi (berkicau) dengan sangat baik, seperti jenis-jenis Punglor (Anis) lainnya. Kicauannya sangat halus menyerupai flute. Nada awal agak tinggi, kemudian turun beberapa fase nada dalam kunci minor, kemudian beberapa saat akan diulang dengan variasi yang berbeda-beda (ngeroll). Burung ini sering berkicau pada tempat yang tinggi dan terbuka.
    Keunikan lain burung ini, burung ini juga suka bernyanyi di malam hari. (lihat video Hermit Trush)

    Di Indonesia juga terdapat beberapa burung mirip Hermit Trush, tetapi berbeda spesies, yaitu Punglor Kembang (Zoothera interpres) dan Punglor Macan (Zoothera andromeda), yang memiliki karakter suara yang mirip, merdu dan sama-sama enak di dengar. Sayangnya Hermit Trush ini, sepertinya bakalan tidak akan pernah masuk ke pasar burung di Indonesia, mengingat wilayah hidupnya yang sangat jauh.

    sumber:

    Jumat, 24 Agustus 2012

    7 Burung Eksotis di Indonesia

    Cendrawasih Biru
    Cendrawasih Biru atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rudolphi adalah sejenis burung cendrawasih berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari genus Paradisaea. Daerah sebaran Cendrawasih Biru terdapat di hutan-hutan pegunungan Papua Nugini bagian timur dan tenggara, umumnya dari ketinggian 1.400 meter sampai ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.


    Cendrawasih Merah
    Cendrawasih Merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari marga Paradisaea. Endemik Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.




    Merak Biru
    Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengkilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya bisa mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Populasi Merak Biru tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Sebelumnya spesies ini ditemukan juga di Bangladesh, namun sekarang kemungkinan besar telah punah di sana.


    Jalak Bali
    Jalak Bali atau dalam nama ilmiahnya Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali, dimana pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi oleh undang-undang.






    Cekakak-Hutan Melayu
    Cekakak-Hutan memiliki suara yang unik dan khas. Pada umumnya, mereka bersuara keras. Siulannya meninggi dan berbunyi "kwii-kwii...". Uniknya, setiap siulan tersebut dihasilkan sekitar satu nada per detik. Burung jenis ini tinggal di dalam hutan dan berburu dari tenggeran rendah. Tidak seperti suaranya yang keras, burung ini ternyata agak pemalu. Mereka hanya mencari mangsa dari atas tanah dengan membalik-balikkan daun-daunan.


    Nuri Merah Biak
    Nuri Merah Biak, atau Nuri Sayap Hitam, yang dalam nama ilmiahnya Eos cyanogenia adalah sejenis burung Nuri berukuran sedang, dengan panjang sekitar 30cm, dari suku Psittacidae. Endemik Indonesia, Nuri Sayap Hitam hanya ditemukan di habitat hutan di pesisir pulau Biak dan pulau-pulau di Teluk Cenderawasih, Papua. Spesies ini sering ditemukan dan bersarang di perkebunan kelapa.






    Kakatua Raja
    Spesies ini hidup pada ketinggian 0-1520 meter dari permukaan laut, biasanya berkelompok. Kakatua pada umumnya berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa).





    artikel terkait:

    Sekelompok Angsa Terbang Membentuk Huruf V ?

    Beberapa peristiwa alam yang sering menimbulkan suatu pertanyaan dan pertanyaan lain, kenapa bisa begini dan kenapa bisa begitu ? Salah satunya adalah Mengapa Sekelompok Angsa Terbang Membentuk Huruf V ?

    Kalau kita tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”.

    Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah mengapa rombongan angsa terbang dengan formasi bentuk huruf “V”?
    1. Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarak-terbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.
    2. Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.
    3. Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
    4. Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
    5. Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

    sumber: