Selasa, 06 April 2010

Murai Batu Import

Selain Murai Batu asli Indonesia, ada juga Murai Batu yang berasal dari luar Indonesia atau biasa disebut Murai Import. Postur tubuh tidak terlalu berbeda. Pada beberapa species Murai Batu Import, corak warna tubuh hampir sama dengan Murai yang ada di Indonesia, tetapi pada beberapa species lain memiliki corak warna yang sangat berbeda.

Kemampuan berkicau burung Murai Batu dari negeri tetangga juga baik. Beberapa kolektor burung Murai Batu di Indonesia yang memiliki jenis dari luar seperti dari Malaysia dan Thailand juga pernah mengikutsertakan burung Murai Import ini dalam beberapa kontes perlombaan burung yang diadakan di Indonesia. Hal ini membuat persaingan di kelas Murai Batu semakin sengit.

Murai Batu Import tersebut adalah:

1. Murai Batu Malaysia
Copsychus interpositusssp interpositus
Hidup tersebar di wilayah Semenanjung Malaysia. Mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari ukuran tubuh Murai Batu Medan. Corak warna tubuh sama dengan Murai Batu Medan.
Ukuran panjang ekor bisa mencapai 35 cm dan tipis serta lentur.

Kemampuan berkicau juga bagus. Tingkat kecerdasan yang baik sehingga dengan mudah menyerap suara-suara yang ada di sekelilingnya.

Dari pendapat para penggemar burung di Indonesia, burung Murai Batu Malaysia walaupun memiliki kecerdasarn yang sama baiknya dengan Murai Batu Medan, tapi karena memiliki ekor yang sangat panjang, membuat burung ini cepat terkuras staminanya, sehingga di pertengahan kontes sering berhenti sejenak.



2. Murai Batu Thailand
Burung ini biasanya sangat dicari oleh penggemar burung murai. Ukuran tubuh lebih kecil dari murai batu medan, panjang ekor bisa mencapai 35 cm bahkan terkadang lebih panjang lagi. Warna bulu berwarna kebiru-biruan (indigo). Hidup di sekitar perbatasan Thailand dan Malaysia.



Copsychus malabaricus ssp indicus
(burung milik seseorang hobbiest dan peneliti Murai di Singapura)


3. Murai Philippines
Murai Philippines terdapat beberapa species kerabat Murai, antara lain :

3.1. Murai Luzon (Copsychus luzoniensis), White Browed Shama
Copsychus luzoniensis
(tampak belakang)
Jenis ini sebenarnya lebih layak apabila disebut sebagai Murai Hias, karena keindahan warna tubuh yang dimilikinya. Oleh sebab itu burung ini sangat diminati oleh para kolektor murai batu.


Copsychus luzoniensis
(tampak depan)
Keunikan dari Murai Luzon ini adalah memiliki perut dan dada berwarna putih, membuat burung ini apabila dilihat dari depan, sekilas seperti sepupunya dari spesies Copsychus saularis (Kacer Hitam Putih/ Kacer Dada Putih).






3.2. Murai Cebu (Copsychus cebuensis), Black Shama
Selain murai Luzon yang berbulu indah, ada juga jenis Murai Philippines yang terdapat di Cebu, biasa disebut sebagai Murai Cebu yang kebanyakan berwarna hitam polos.

Beberapa subspecies Murai Cebu berwarna kebiru-biruan pada seluruh tubuhnya, ada juga yang memiliki warna putih pada perut dan ekor bagian bawah.






3.3. Murai Niger (Copsychus niger), White Vented Shama
Copsychus niger
Copsychus niger (Lokasi Busuanga)
Jenis ini tersebar di Palawan, Calamian, Balabac dan Sabang. Memiliki warna hitam pada seluruh tubuhnya.

Pernah masuk di Indonesia dengan nama Murai Papua (sebuah penamaan yang salah).



Beberapa species ini terdapat warna putih pada perut.

Ekor lebih panjang dari Murai Luzon atau Murai Cebu.
Kicauan burung ini di alamnya agak monoton dan sedikit berdesah, tapi beberapa juga mampu mengeluarkan suara yang bervariasi dan indah.




sumber:  
- ibc.lynxeds.com
- en.wikipedia.com

lihat juga:
- Murai Batu
- Murai Batu di Indonesia
- Kacer

Jumat, 02 April 2010

Murai Batu di Indonesia

Murai Batu (White Rumped Shama), kebanyakan dari genus Copsychus, walaupun ada beberapa yang berasal dari genus Trichixos. Burung Murai Batu memiliki kemampuan berkicau yang sangat baik dan sangat populer di kalangan penggemar burung di Indonesia. Di Indonesia burung ini memiliki beberapa sub-species yang tersebar dari Sumatra, Kalimantan dan Jawa, tapi memiliki postur dan karakter suara yang berbeda-beda. Murai Batu dibedakan berdasarkan subspeciesnya. Konon di pulau Sulawesi pernah ditemukan beberapa ekor burung Murai Batu hidup liar di hutan Sulawesi, tapi itu diduga merupakan migrasi burung Murai Batu dari pulau Kalimantan, karena memiliki karakter dan postur tubuh yang tidak berbeda.

Burung Murai Batu yang dikenal di Indonesia terdiri dari:

1. Murai Batu Medan
(http://jualmuraibatu.blogspot.com)
Penyebaran: Bukit Lawang, Bohorok, hingga ke kaki gunung Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 25 - 30 cm.
Burung Murai Medan, dianggap sebagai yang terbaik di kelasnya, karena kemampuannya paling luar biasa. Di setiap turnamen perlombaan burung, biasanya burung Murai Batu Medan kerap menjadi juaranya, menyisihkan sepupu-sepupunya dari daerah lain.
Murai Batu Medan memiliki suara paling keras, nafas yang panjang serta mampu membawakan lagu kicauan (isian) yang panjang dengan variasi yang lengkap. Ekor panjang dan lentur.

Di Medan (Sumatra Utara), terdapat beberapa jenis Murai Batu yang dikategorikan sebagai Murai Medan, yaitu:
  • Murai Nias
    (milik Pak Suwarno, Jakarta)
    Penyebaran: pulau Nias. Panjang ekor 20 - 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
    Murai Nias, walau awalnya tidak sepopuler sepupunya dari Medan, tapi juga memiliki kemampuan tidak kalah hebatnya. Kemampuannya berkicaunya juga baik. Selain itu burung Murai Nias memiliki keunikan tersendiri, yaitu seluruh bulu bagian ekornya berwarna hitam polos. Sehingga sekilas burung ini terlihat berbeda.

  • Murai Mandailing
    Ada juga Murai Medan yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan, Mandailing Natal hingga dekat perbatasan dengan Sumatra Barat. Murai Mandailing sering disebut juga sebagai Murai Medan-Mandailing, namun masyarakat setempat di daerah Mandailing-Natal menyebutnya sebagai Murai Mandailing. Ekor tidak sepanjang Murai Medan-Bohorok, ekor agak kaku dan lebih mirip dengan Murai Padang.



    2. Murai Batu Aceh
    Penyebaran: di kaki gunung Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 - 30 cm.
    Murai Aceh, memiliki kemampuan yang sama bagusnya dengan sepupunya dari Medan. Murai Aceh tidak jauh berbeda dengan Murai Medan, karena wilayah penyebarannya tidak terlalu jauh dengan Murai Batu asal Medan.

    Di Aceh, terdapat juga beberapa jenis Murai Batu yang dikategorikan sebagai Murai Aceh, yaitu:

    • Murai Sinabang (Simalur/ Simeulue)
    • Murai Lasia
    • Murai Lampuyang
    • Murai Sabang
    • Murai Ujung Pancu

    3. Murai Batu Padang
    Penyebaran: Hidup di daerah Pasaman, Sumatra Barat, dekat dengan wilayah perbatasan Sumatra Utara.

    Murai Padang, kebanyakan berasal dari daerah Pasaman (habitat hutan Panti, Kumpulan, Lubuk Sikaping, Bonjol dan Rao), Padang Tujuh, Ujung Gading dan Muaro Kiawai yang berbatasan dengan Mandailing Natal provinsi Sumatra Utara ). Berukuran sedikit lebih besar dari Murai Medan, ekor lebih pendek dari Murai Medan.




    4. Murai Pagai (Mentawai)
    Murai Pagai, kadang disebut juga sebagai Murai Mentawai. Murai Batu Pagai berhabitat di pulau Mentawai. Postur fisik dan ciri-ciri Murai Pagai ini sangat mirip dengan Murai Nias.

    Banyak yang berpendapat kemungkinan Murai Pagai adalah Murai Nias yang terbang bermigrasi ke pulau Mentawai atau bisa juga dari pulau Mentawai bermigrasi ke pulau Nias.






    5. Murai Batu Jambi
    Penyebaran: Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.

    Murai Jambi, kadang-kadang disebut sebagai Murai Batu Padang, karena Murai Batu Jambi dan Padang memiliki bentuk dan karakter yang sama.





    6. Murai Lahat (Palembang)
    Ukuran tubuh berkisar di antara Murai Padang dan Murai Lampung, ekor lebih pendek dari Murai Padang. ukuran ekor berkisar antara 18 s/d. 23 cm.











    7. Murai Enggano
    Murai Enggano hidup di pulau Enggano provinsi Bengkulu.

    8. Murai Batu Lampung
    Penyebaran: hidup di wilayah Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 - 18 cm.

    Murai Lampung memiliki postur lebih besar sedikit dibanding Murai Medan atau Aceh. Burung ini memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan sepupu-sepupu lainnya di daerah Sumatra. Hanya saja ukuran ekor lebih pendek dari Murai Medan atau Aceh. Namun justru membuat burung Murai Lampung lebih atraktif dalam menampilkan gayanya ketika sedang berkicau. Selain itu burung Murai Lampung lebih pintar mengatur nafasnya sehingga burung ini bisa lebih lama berkicau.



    9. Murai Batu Palangka (Borneo)
    (milik Yatno Tobago, Palangkaraya)
    Penyebaran: Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
    panjang ekor 15 - 18 cm, kadang bisa mencapai 20 cm.

    Burung Murai Palangka ini juga memiliki postur lebih besar dari Murai Sumatra, tapi sedikit lebih kecil dari Murai Banjar. Memiliki ekor lumayan panjang, di bagian ujung ekor agak mekar, dan ekor agak kaku. 



    10. Murai Batu Banjar (Borneo)
    (milik Zaka Hedek, Palangkaraya)
    Penyebaran: Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Panjang ekor 10 - 12 cm.

    Jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. 

    Memiliki tubuh lebih besar dari sepupu-sepupunya di Sumatra. Kemampuan berkicau juga sama baiknya. Volume juga keras, hanya saja nafas tidak sepanjang Murai Batu dari Sumatra.




    11. Larwo (Murai Jawa)
    Ppenyebaran: Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
    Ukuran tubuh jauh paling kecil di antara Murai Batu yang ada di Indonesia. Panjang ekor 8 - 10 cm.

    Burung Murai Batu jenis ini sudah sangat langka ditemukan di hutan-hutan pulau Jawa. Kemampuan berkicau lumayan baik. Dari beberapa pemberitaan dikatakan bahwa burung dinyatakan nyaris punah, diperkirakan hidup di hutan-hutan pulau Jawa hanya tinggal beberapa ekor.


    Related
    Murai Batu
    Murai Batu Import
    Kacer












    Murai Batu

    Murai Batu (White Rumped Shama), termasuk dalam genus Copsychus. Burung ini sangat populer di kalangan penggemar burung di kawasan Asia dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kemampuan berkicau burung Murai Batu yang luar biasa membuat burung ini bernilai tinggi dan menjadi incaran para penggemar burung. Di Indonesia burung ini tersebar mulai dari Sumatra, Kalimantan dan Jawa, tapi memiliki bentuk dan karakter suara yang berbeda-beda, sehingga dibedakan berdasarkan sub-speciesnya.

    Burung Murai Batu yang dikenal di Indonesia terdiri dari:
    1. Murai Medan,
      penyebaran: bukit Lawang, Bohorok, kaki gunung Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 - 30 cm.
    2. Murai Aceh, penyebaran: di kaki g. Leuser wil. Aceh. Panjang ekor 25 - 30 cm.
    3. Murai Nias, penyebaran: pulau Nias. Panjang ekor 20 - 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
    4. Murai Jambi, penyebaran: Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
    5. Murai Lampung, penyebaran: hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 - 20 cm.
    6. Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. penyebaran: di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 - 12 cm.
    7. Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 - 18 cm. penyebaran: Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
    8. Larwo (Murai Jawa), penyebaran: Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ukuran tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Panjang ekor 8 - 10 cm. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Dari beberapa pemberitaan dikatakan bahwa burung dinyatakan nyaris punah. 

    Selain dari 8 jenis Murai Batu di atas, ada juga kerabat Murai Batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
    1. Murai Malaysia, penyebaran: Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 - 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
    2. Murai Thailand, penyebaran: di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 - 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
    3. Murai Filipin, penyebaran: wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut Murai Hias, karena memiliki corak warna tubuh yang sangat indah.

    Murai Batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sbb :
    1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
    2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
    3. Copsychus niger (White Vented Shama)
    4. Copsychus cebuensis (Black Shama).
    5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)


    Subspecies, Ciri-ciri dan Penyebaran

    Copsychus malabaricus (White Rumped Shama)


    Terdiri dari 19 subspecies :
    1. interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
    2. stricklandii (Sabah, Kalimantan)
    3. andamanensis (Andaman, Nicobar)
    4. albiventris (Andaman)
    5. indicus (Nepal, Indochina)
    6. pellogynus (Myanmar, Peninsular)
    7. minor (Hainan-China)
    8. mallopercnus (Malaysia)
    9. javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
    10. omissus
    11. barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
    12. leggei (Sri Lanka)
    13. malabaricus (India)
    14. macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
    15. tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
    16. melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
    17. suavis (Sarawak, Kalimantan)
    18. mirabilis (Prinsen Island)
    19. nigricauda (Kangean Island)

    Copsychus luzoniensis (White Browed Shama)


    Terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
    1. luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
    2. parvimaculatus (Polillo)
    3. shemleyi (Marinduque)
    4. superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao)






    Copsychus niger (White Vented Shama)

    Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
    hanya terdiri dari 1 species.








    Copsychus cebuensis (Black Shama)
    penyebaran di wilayah Cebu Philippines
    hanya terdiri dari 1 species.








    Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama)

    Penyebaran di Way Kambas (Lampung Indonesia), Thailand, Malaysia dan Borneo.









    sumber:
    - ibc.lynxeds.com
    - en.wikipedia.com

    lihat juga:
    - Murai Batu di Indonesia
    - Murai Batu Import
    - Kacer

    Rabu, 31 Maret 2010

    Kacer

    Kacer (Magpie Robin), dari genus Copsychus, adalah dari keluarga burung pengicau atau burung kicau, yang sangat digemari para penggemar burung hampir di seluruh kawasan Asia, mulai dari India, China, dan seluruh kawasan Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Burung Kacer memiliki kemampuan berkicau yang sangat luar biasa, sehingga dengan kemampuannya tersebut, burung Kacer menjadi incaran para penggemar burung. Akibatnya populasi burung Kacer di alam pun semakin menurun, sehingga dikuatirkan suatu saat burung ini akan punah, seperti beberapa species burung lain yang telah punah.

    Kacer sendiri memiliki kerabat lain dalam genus Copsychus, seperti Copsychus malabaricus yang lebih dikenal dengan sebutan Murai Batu, juga masih berkerabat dengan jenis Punglor. Burung Kacer yang berada dalam genus Copsychus memiliki 3 species, yaitu:
    • Copsychus saularis
    • Copsychus sechellarum
    • Copsychus albospecularis

    Ciri-ciri dan Penyebaran :

    1. Copsychus saularis, (Oriental Magpie Robin)
    Terdiri dari 9 subspecies, yaitu :
    1.1. saularis, (Thailand, India, Nepal, Malaysia, Indonesia)
    1.2. andamanensis, (Kep. Andaman)
    1.3. musicus, (Peninsular, Malaysia, Thailand)
    1.4. prosthopellus, (Hainan-China)
    1.5. erimelas (India ke Indochina),
    1.6. pluto (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
    1.7. ceylonensis (India, Srilanka),
    1.8. adamsi (Sabah-Malaysia, Borneo-Indonesia),
    1.9. mindanensis (Mindanao-Philippines)


    Di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Kacer Hitam Putih, Kacer Sumatera dan Kacer Poci.
    Mempunyai warna hitam pada kepala, leher sebatas dada, punggung dan bagian luar ekor. Sedangkan warna putih berada pada dada, perut dan ekor bagian dalam.
    Penyebaran mulai China, India, Nepal, Thailand, Indochina, Philippines, Malaysia dan Indonesia.
    Memiliki suara yang keras, nyaring dan pintar menirukan suara2 di sekelilingnya. Penampilan sangat atraktif sambil membuka ekor serta mengeluarkan suara kicauan yang merdu.
    Sangat menyukai udara panas.


    2. Copsychus sechellarum, (Seychelles Magpie Robin)
    Penyebaran di Seychelles (Afrika), Jawa Timur dan Kalimantan (Indonesia). Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali pada sayap terdapat warna putih. Kemampuan berkicau sangat baik dan pintar menirukan suara-suara yang ada di sekelilingnya. Penampilan burung dari species Copsychus sechellarum ini sangat atraktif, karena pada saat berkicau burung ini sambil memainkan ekor, sehingga terlihat sangat menarik dan indah. Hanya saja burung Kacer dari jenis ini biasanya memiliki volume tidak sekeras kedua sepupunya. Burung ini juga sangat suka dengan udara panas, sehingga tahan berjemur di bawah sinar matahari berlama-lama.


    3. Copsychus albospecularis, (Madagascar Magpie Robin)
    .Terdiri dari 3 subspecies :
     3.1. pica
     3.2. albospecularis
     3.3. inexpectatus
    Seluruh subspecies Copsychus albospecularis ini tersebar di wilayah Madagascar Afrika.


    Bagian leher sebelah atas, punggung dan ekor berwarna hitam kebiru-biruan. Kemampuan berkicaunya tidak kalah dari kedua sepupunya C. saularis dan C. sechellarum.
    .
    Selain dari ketiga species di atas, ada satu jenis kacer lagi yang beredar di kalangan pedagang dan pemilik burung kacer, yaitu Kacer Blorok. Jenis ini menurut anggapan kebanyakan orang maupun peneliti adalah merupakan hasil perkawinan silang yang terjadi di alam, antara Kacer Hitam Putih (C. saularis) dengan Kacer Hitam (C. sechellarum).


    sumber:
    lihat juga: