Senin, 05 September 2011

Burung Pengembara Antar Benua

Dalam dunia burung dikenal sebagai hewan yang paling paling bebas. Bisa berkelana kemana saja, melintasi samudra, dari satu tempat di bumi ke bagian bumi yang lain. Burung pantai, contohnya dalam satu lawatan bisa terbang belasan ribu kilometer menyeberangi samudra dan benua.

Burung Pantai bukanlah nama jenis seekor burung tapi kelompok burung air yang mencari makan dan tepat kawin di kawasan pantai. Mereka biasanya memakan ikan, kerang, kepiting dan cacing. Selain di pantai, mereka juga biasanya mencari makan di lahan berair seperti di tambak, sawah dan hutan bakau. Hidup baik di belahan bumi utara maupun selatan. Tiap tahun mereka melakukan lawatan jarak jauh, bukan hanya antar negara, tetapi juga antar benua.

Pada bulan-bulan tertentu seperti Agustus hingga Maret, belahan bumi utara mengalami musim dingin. Pada musim itu, burung-burung pantai yang hidup di belahan bumi utara seperti Rusia, Siberia, China dan Alaska mengalami paceklik pangan. Untuk menyambung hidup mereka harus terbang bermigrasi ke belahan bumi selatan yang lebih hangat, biasanya kawasan Asia Tenggara menjadi salah satu tempat yang mereka tuju.

Salah satu tempat favorit mereka adalah pantai Cemara, yang berada di wilayah timur pulau Sumatra, tepatnya di provinsi Jambi. Sekitar 10.000 ekor setiap tahunnya berduyun-duyun datang ke tempat ini untuk mencari makan dan berkembang biak. Tempat lain yang juga jadi target kunjungan burung-burung pantai ini adalah wilayah Tambak Wonorejo, Surabaya. Sekitar 3.000 ekor burung-burung pantai teramati di lokasi ini.

Migrasi burung-burung pantai ini terjadi setiap tahun untuk menghindari musim dingin. Supaya tidak tersesat mereka menjadikan gunung, pantai, sungai dan posisi matahari sebagai pedoman arah tujuan. Di benua Asia terdapat dua jalur utama migrasi. Jalur pertama dikenal sebagai jalur Timur Asia-Australasia (Australasia meliputi Papua, Australia, Selandia Baru dan Kepulauan Pasifik). Jalur kedua dikenal sebagai jalur Indo-Asia yang memanjang dari Siberia Tengah melalui Himalaya hingga ke daratan Aia Selatan.

Para ahli burung di Eropa mengikatkan bendera di kaki-kaki burung untuk menunjukkan wilayah asal mereka. Kemanapun mereka terbang, bendera itu akan terus menempel di kaki.
Penggunaan bendera di kaki burung-burung ini, dikoordinasikan oleh Australaian Wader Studies Group (AWSG). Lembaga penelitian yang berbasis di Australia inilah yang berwenang menentukan warna bendera di kaki burung pelintas benua. Warna bendera tidak sama dengan bendera negara, sebagai contoh burung dari Sumatra diberi warna bendera oranye-hitam, burung dari Jawa diberi warna hitam-oranye. Hingga kini Indonesia yang memiliki banyak pulau dan banyak spesies burung, baru memiliki dua warna bendera, karena sedikitnya lembaga yang bergerak di bidang ini.

Charadrius leschemaultii
pict from Bio Diversity Exlorer
Tringa totanus
pict from photo.net
Berdasarkan pemantauan WCS, beberapa burung pantai asal Indonesia berhasil diidentifikasi dan diamati di luar Indonesia. Beberapa ekor burung asal Sumatra jenis Charadrius leschemaultii pernah terlihat di Thailand. Trinil Kaki Merah (Tringa totanus) juga pernah terlihat di Thailand dan Trinil Lumpur Asia pernah dilaporkan terlihat di Hongkong. Burung asal Jambi, yaitu burung Trinil Rawa (Tringa stagnatilis) pernah terlihat di China dan Australia.
Tringa stagnatilis
pict from en.wkipeda.org
Ancaman bagi burung-burung pantai ini selain cuara buruk adalah predator manusia, yaitu para penduduk sekitar pantai atau rawa yang tidak paham tentang fenomena migrasi di kalangan burung. Ketika tempat mereka kedatangan rombongan burung, mereka menganggap itu sebagai musim panen dan sering memburu burung-burung migran ini.

Burung Jenis Lain yang Melakukan Migrasi

  • Beberapa jenis burung Elang tertentu juga melakukan migrasi setiap tahun.
  • Burung Camar Artik (Sterna paradisaea) melakukan migrasi terjauh, sanggup terbang sejauh 18.000 km dari kutub Utara menuju kutub Selatan.
  • Burung Trinil Rawa (Tringa stagnatilis) menempuh jarak sejauh 5.103 km dari pantai Cemara, Jambi menuju Cina.
  • Burung Biru Laut Ekor Blorok (Limosa lapponica) menempuh jarak sejauh 4.526 km dari Cina ke tujuan migrasi di Serangan, Bali.


Burung-burung Pantai yang Diperjualbelikan
- Belibis Kembang (Dendrocygma arquata)
- Burung Berkik (Gallinago sp.)
- Burung Terik (Glareola sp.)
Ketiga jenis burung di atas, kerap menjadi tangkapan pemburu untuk dijual di pasar, setidaknya 35 ekor untuk tiap jenisnya dikonsumsi setiap malamnya sebagai burung goreng.

dikutip dari:
- tulisan Fransisca Noni, Depok, Majalah Intisari.
- Bio Divesity Explorer

Jumat, 02 September 2011

Spesies Baru Jalak di Nepal

Seekor Jalak spesies baru ditemukan oleh dua ahli ornithology di Nepal Timur. Menurut harian The Himalayan Times, seekor burung berbahu putih, Sturnus sinensis, terlihat di antara kumpulan burung Jalak berekor di sebelah timur-laut suaka margasatwa tersebut.

Suchit Basnet, seorang ahli dari Nepal mengenai pengidentifikasian spesies dan taksonomi, menyetujui dan mengkonfirmasi spesies baru Jalak tersebut.

Menurut Komite Burung Langka Nepal (NRBC), badan yang mengabsahkan terlihatnya spesies semacam itu, spesies baru burung tersebut pertama kali terlihat pada 26 September 2010 oleh beberapa ahli Uni Ornithology Nepal, Badri Chaudhary dan Anish Timsina bersama dua penggemar burung di daerah tersebut, Dhiraj Chaudhary dan Krishna Bidari.

Burung jalak yang baru ditemukan tersebut kira-kira seukuran dengan burung Jalak dalam genusnya. Burung tersebut berukuran panjang 17 - 20 centimeter dan berat 61 gram. Paruh dan kaki berwarna hitam. Bagian bawah tubuh berwarna putih dan bagian atas tenggorokan abu-abu.

"Burung tersebut terlihat selama empat hari dan perinciannya diamati secara seksama. Satu gambar, kendati berkualitas rendah. Gambar tersebut belakangan dipelajari oleh para ahli," demikian laporan NRBC.


diolah dari Republika dan Antara

Rabu, 31 Agustus 2011

Cendet

Burung Cendet atau Pentet, salah satu burung cerdas yang pernah mengalami masa jaya di kalangan Kicau Mania Indonesia. Harganya sempat melambung tinggi mengimbangi burung kicauan lain seperti Punglor, Murai, Kacer dan Cucak Hijau.
Sayangnya akhir-akhir ini penggemar burung Cendet agak berkurang. Mungkin karena burung ini termasuk burung yang perawatannya agak rumit atau ketersediaan burung ini di pasar yang mulai berkurang, tidak diketahui secara pasti.
Terlepas dari itu semua burung Cendet adalah burung yang sangat menarik dan lucu. Kemampuannya yang dapat menirukan hampir semua suara yang ada tetap menempatkan burung ini sebagai burung yang istimewa.

Tapi sebagai penggemar burung kicauan apakah kita tahu apa-apa saja burung Cendet selain yang ada di Indonesia Lanius schach, apa saja kerabat burung Cendet yang ada di luar sana.

Mari kita lihat beberapa kerabat burung Cendet berdasarkan genus nya.
Cendet dan kerabatnya dikelompokkan kedalam family Laniidae yang memiliki 3 genus, yaitu :

1. Lanius
2. Corvinella
3. Eurocephalus

Berikut penjelasan tentang speciesnya.

Genus Lanius
Genus Lanius memiliki 27 species yang tersebar di seluruh dunia, dan kebanyakan menyukai daerah beriklim tropis dan berudara hangat.

1. Lanius tigrinus (Tiger Shrike)
Lanius schach
2. Lanius bucephalus (Bull-headed Shrike)
3. Lanius collurio (Red-backed Shrike)
4. Lanius isabellinus (Isabelline Shrike)
5. Lanius cristatus (Brown Shrike)
6. Lanius collurioides (Burmese Shrike)
7. Lanius gubernator (Emin's Shrike)
8. Lanius souzae (Souza's Shrike)
9. Lanius vittatus (Bay-backed Shrike)
10. Lanius schach (Long-tailed Shrike)
11. Lanius tephronotus (Grey-backed Shrike)
12. Lanius validirostris (Mountain Shrike)
Lanius isabellinus
13. Lanius ludovicianus (Loggerhead Shrike)
14. Lanius excubitor (Great Grey Shrike)
15. Lanius meridionalis (Southern Grey Shrike)
16. Lanius minor (Lesser Grey Shrike)
17. Lanius sphenocercus (Chinese Grey Shrike)
18. Lanius excubitorius (Grey-backed Fiscal)
19. Lanius cabanisi (Long-tailed Fiscal)
20. Lanius dorsalis (Taita Fiscal)
Lanius cristatus
21. Lanius somalicus (Somali Fiscal)
22. Lanius mackinnoni (Mackinnon's Shrike)
23. Lanius collaris (Common Fiscal)
24. Lanius newtoni (Newton's Fiscal)
25. Lanius nubicus (Masked Shrike)
26. Lanius senator (Woodchat Shrike)
27. Lanius marwitzi (Uhehe Fiscal)


Genus Corvinella
Cendet dari genus Corvinella ini semuanya hidup di Afrika yang memiliki suhu hangat dan panas. Corak dan warna tubuh berbeda dengan Cendet dari genus Lanius. Cendet dari genus Corvinella ini mempunyai karakter lebih galak, dan selain memangsa berbagai jenis serangga, juga memangsa tikus dan ular-ular kecil.
Genus Corvinella ini mempunyai 2 species, yaitu :
1. Corvinella corvina (Yellow-billed Shrike)
2. Corvinella melanoleuca (Magpie Shrike)

Corvinella corvina
sekilas mirip burung elang
\\\
Corvinella melanoleuca
Corak tubuh mirip Kacer,
Bentuk dan corak tubuh kerabat Cendet dari genus Corvinella ini agak berbeda dengan Cendet di Indonesia pada umumnya. Postur tubuh yang lebih ramping dan kekar menunjukkan bahwa genus ini sebagai predator handal di wilayahnya.





Genus Eurocephalus
Kerabat Cendet dari genus Eurocephalus semua hidup di daerah Afrika. Bentuk tubuh dan corak di kepala masih mirip kerabatnya dari genus Lanius.

Eurocephalus ruppelli
Kerabat Cendet dari Genus Eurocephalus terdiri dari 2 species :
1. Eurocephalus ruppelli (Northern White-crowned Shrike)
2. Eurocephalus anguitimens (Southern White-crowned Shrike)






sumber:
- Singing Bird Collection
- en.wikipedia.org
- the Internet Bird Collection

Kamis, 11 Agustus 2011

Sirpu

Si kecil mungil bersuara indah ini mulai terlupakan dalam dunia kicauan burung. Di kalangan penggemar burung kicauan sepertinya saat ini tidak begitu bergairah lagi untuk memelihara maupun mencetak burung mungil ini menjadi suatu burung yang layak untuk dipertandingkan. Padahal dari segi kecerdasan burung ini tidak kalah kemampuannya untuk bersaing dengan burung-burung kicauan lain yang saat ini digemari seperti murai batu, kacer maupun cucak hijau dan lain-lain.

Burung Sirpu ini memiliki nama ilmiah Aegithina tiphia, dan memiliki nama lokal yang lumayan banyak untuk setiap daerah yang memiliki burung ini. Mulai dari sirpu, sirtu, cipew, catow dan cipoh.

Sekilas burung memiliki tubuh menyerupai burung Decu, hanya dibedakan dengan warna yang berbeda yaitu berwarna kuning kehijauan.
Apabila kita melintas pinggiran hutan di wilayah indonesia ini, biasanya kita akan mendengarkan burung ini berkicau merdu dan sangat nyaring. Sehingga kerap kita menyangka bahwa burung yang sedang berbunyi itu berukuran cukup besar, ternyata begitu kita melihat burung ini di saat berkicau, barulah kita sadar bahwa burung ini ternyata berukuran kecil sekitar 10 cm.

Ketika saya berkunjung ke rumah teman saya di Semarang, saya melihat burung sirpu milik teman saya sedang berkicau sangat merdu, bahkan sebelumnya saya mengira yang sedang berbunyi saat itu adalah burung dari jenis cucak hijau atau kacer, tetapi saya terkejut ketika melihat ke samping rumahnya, ternyata seekor burung sirpu di dalam sangkar bulat sedang berkicau dengan variasi suara yang luarbiasa.

Harga burung ini di pasaran sepertinya tidak bisa melonjak tinggi mengikuti perkembangan harga dari burung-burung kicauan lain yang lebih populer.

Burung sirpu tersebar dari wilayah asia tenggara, sumatra, jawa dan kalimantan. Menyenangi hutan-hutan yang tidak terlalu lebat, dan biasanya bersarang di pinggiran hutan pada cabang-cabang pohon rendah.

Makanan yang disukai oleh burung ini adalah kroto, jangkrik berukuran kecil, belalang dan buah-buahan seperti pisang.
Pemberian pakan buatan seperti voer juga boleh diberikan kepada burung ini, hanya saja pemberian extra fooding seperti kroto harus setiap hari atau paling tidak sekali dua hari. Apabila kebutuhannya tersebut dipenuhi maka burung ini akan rajin berkicau dan berumur panjang.

sumber:
- Koleksi Burung Kicauan

Merbah Jambul

Merbah Jambul, di Malaysia burung ini sangat populer mulai dari kota-kota besar sampai ke pelosok-pelosok desa. Burung ini memiliki suara kicauan yang lumayan merdu sehingga sering diadakan kontes untuk mempertandingkan keindahan suara dari burung ini.
Di Indonesia burung ini kurang begitu dikenal. Di kalangan pecinta burung berkicau Indonesia sendiri burung ini masih kalah populer dibanding dengan Murai Batu, Kacer dan burung-burung kicauan jenis lain.

Merbah Jambul
Apakah burung Merbah Jambul ini ?
Burung ini mempunyai nama ilmiah Pycnonotus jocosus (Red Whiskered Bulbul). Dari nama species Pycnonotus dapatlah kita ketahui bahwa burung ini masih berkerabat dengan burung kutilang, trucuk maupun cucak rawa, yang dikelompokkan ke dalam keluarga bulbul.

Untuk keberadaannya di Indonesia sampai sejauh ini belum diketemukan hidup di alam hutan Indonesia.

Ciri-ciri:
Berwajah hitam dan memanjang, Warna punggung coklat gelap. Daerah sekitar teggorokan berwarna putih. Sekitar sisi kepala berwarna merah. Ekor agak panjang dan berwarna hitam dengan bagian ujung berwarna putih. Di daerah kepala terdapat jambul atau mahkota berwarna abu-abu-coklat.

Habitat:
Berasal dari asia tenggara (terutama Malaysia) Asia selatan, tetapi telah diperkenalkan ke bagian Amerika utara, seperti selatan Florida dan Hawaii.

Sarang:
Pada musim kawin menghasilkan 2 - 4 butir telur berwarna merah muda pucat bergaris. Telur akan menetas setelah dierami selama 24 hari. Bentuk sarang menyerupai bentuk cangkir tenunan dibuat dari akar-akaran, kulit kayu, dan daun dan dilapisi dengan serat lebih lembut. Sarang biasanya dibangun di cabang pohon rendah.

Pakan yang dibutuhkan Merbah Jambul apabila dipelihara, adalah:
1. kroto (telur semut rangrang)
2. jangkrik
3. belalang
4. buah pisang
5. madu

Selain pakan di atas, burung ini juga dapat diberikan pakan buatan seperti voer.